bisnis-logo

Company

Mengikis Ketimpangan Digital Mulai dari Ufuk Timur

Raut wajah para mahasiswa di kampus Universitas Nusa Nipa, Maumere, NTT, tampak gembira menyambut Festival Literasi Digital

13 Februari 2025

A+
A-

Raut wajah para mahasiswa di kampus Universitas Nusa Nipa, Maumere, NTT, tampak gembira menyambut Festival Literasi Digital yang dihelat Indosat Ooredoo Hutchison bersama Bisnis Indonesia, Selasa (4/2/2025).

Antusiasme itu terlihat dari semangat mereka untuk datang 1-2 jam sebelum acara digelar. Bahkan, 750 kursi yang disediakan saat pendaftaran secara virtual sudah habis sebelum H-2 acara.

“Saya daftar 2 hari lalu sudah habis, sudah penuh pesertanya,” kata Jessica salah satu mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa (Unipa) saat ditemui Bisnis di sela-sela acara tersebut.

Potret serupa terjadi di Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat. Acara yang dihelat bareng Kementerian Digital dan Informasi (Komdigi) itu, dihadiri lebih dari 600 orang pada Kamis (5/12/2024).

Meskipun berbeda waktu, acara di Sorong dan Maumere merupakan rangkaian kegiatan Festival Literasi Digital. Tujuan utama acara ini untuk memangkas kesenjangan digital, khususnya di kawasan Indonesia bagian Timur.

Melalui program Generasi Terkoneksi (GenSi) ini, dalam acara ini para mahasiswa dan generasi Z akan diberikan wawasan mengenai konten digital, pemanfaatan jejaring digital hingga tetap eksis dan terkoneksi di platform digital, tetapi tetap terjaga keamanannya.

SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang mengatakan transformasi digital yang inklusif tidak hanya membutuhkan teknologi yang andal, juga keterlibatan aktif generasi muda dan perempuan sebagai motor penggerak perubahan.

“Dengan memperluas literasi digital ke seluruh lapisan masyarakat, kami berharap dapat membantu mengurangi kesenjangan digital, membuka peluang ekonomi baru, dan mendukung pertumbuhan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital global,” kata Steve dalam acara di Maumere.

Lebih lanjut, Steve menyampaikan bahwa Indosat ingin memastikan bahwa masyarakat Maumere dapat merasakan pemerataan konektivitas sehingga dapat membuka peluang dan potensi yang lebih luas.

“Terutama untuk mengembangkan bisnis, mengakses informasi pendidikan hingga kesehatan, serta dapat memaksimalkan kehadiran teknologi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar," terangnya.

Jonas K.G.D Gobang, Rektor Universitas Nusa Nipa Maumere, menambahkan bahwa kehadiran layanan informasi dan komunikasi di Maumere sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda di era teknologi saat ini.

"Kami berharap bahwa dengan kehadiran akses internet yang lebih merata, kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi lebih kompetitif di era digital," kata Jonas.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Mediodecci Lustarini menyampaikan bahwa program seperti ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam meningkatkan literasi digital di seluruh Indonesia.

Melalui pemberdayaan komunitas lokal, program ini akan membuka akses digital bagi talenta muda, perempuan, dan UMKM di wilayah wilayah yang berada di seluruh Indonesia.

“Bersama dengan Indosat, kami optimis bahwa inisiatif seperti ini akan menciptakan dampak berkelanjutan bagi pembangunan Indonesia di era transformasi digital,” ujarnya.

Kesenjangan Talenta Digital

Seperti diketahui, saat ini ada kesenjangan dalam penyediaan talenta digital. Kebutuhan talenta digital Indonesia pada 2030 berada di angka 9 juta talenta.

Namun, Komdigi memperkirakan talenta digital yang dapat dicetak sampai 2030 tidak sampai 7 juta talenta. Adapun pada tahun ini ditargetkan minimal mencetak 200.000 talenta baru.

Indosat Ooredoo Hutchison sendiri memiliki program untuk mengikis kesenjangan talenta digital. Perseroan menargetkan melatih 1 juta talenta digital di Indonesia hingga 2027 mendatang. Talenta digital tersebut akan dilatih lewat beberapa jenis program.

Program pertama adalah pelatihan 30.000 pekerja profesional di bidang AI. Kemudian, ada pelatihan pekerja digital perempuan, pelatihan spesialis teknologi pemerintah di kota-kota besar Indonesia, serta kerja sama pemerintah-swasta di perguruan tinggi.

Program literasi digital Saatnya GenSi BERAKSI ini merupakan salah satu alat untuk mencetak talenta-talenta digital di daerah.

Steve Saerang menambahkan, setelah menghadirkan konektivitas, Indosat ingin agar masyarakat dapat makin berdaya lewat sejumlah pelatihan digital.  Dengan pelatihan digital tersebut, masyarakat tidak hanya mendapatkan peningkatan skill di digital, juga berpeluang memperoleh sertifikat berskala global.

“Jika ingin lebih  meningkat lagi, bisa punya sertifikasi internasional, bisa ikutan di programnya KomDigi, DTS, Digital Talent Scholarship. Jadi bisa akses di situ. Modulnya ada di 300-500 jam, kemudian nanti bisa dapat sertifikasi internasional,” katanya.

Salah satu konten kreator dari NTT merespons positif dengan program literasi digital yang dilakukan Indosat.  "Kami ingin memastikan bahwa generasi muda di NTT dapat memahami teknologi dengan baik dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk berkarya," katanya.

Pengguna AI Terbesar Dunia

Dalam dua tahun terakhir, Indonesia tercatat masuk dalam 5 besar dunia sebagai pengguna aplikasi AI. Dalam laporannya Writer Buddy 2023 menyebutkan ada lebih dari 24 miliar kunjungan untuk 50 alat AI terpopuler, rata-rata kunjungan 236,3 juta per bulan.

Negara yang paling banyak mengakses alat AI adalah Amerika Serikat dengan 5,5 miliar kunjungan. Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan 1,4 miliar kunjungan. Angka ini selisih 0,7 miliar dengan India yang berada di peringkat kedua.

Berdasarkan data Statista, nilai kapitalisasi pasar kecerdasan pun tumbuh melampaui US$184 miliar pada 2024, melonjak hampir US$50 miliar jika dibandingkan dengan 2023. Pertumbuhan yang mengejutkan ini diperkirakan akan terus berlanjut dengan pasar yang melampaui US$826 miliar pada 2030.

Adapun untuk Indonesia, pasar AI diproyeksi mencapai US$2,3 miliar pada tahun lalu, dan bakal tumbuh 27,89% (2025-2030) menembus US$10,88 miliar pada 2030. Namun, data Global Innovation Index (GII) 2024, Indonesia masih berada di peringkat 54 dunia, berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Anjas Maradita, AI Content Creator & Developer, menyampaikan kecerdasan buatan telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia pada saat ini. Namun, kecerdasan buatan sering dipandang sebagai dua sisi mata uang yang dapat menguntungkan dan merugikan bagi manusia.

"Sebenarnya AI bukanlah lawan, ketika kita memaksimalkannya dengan bijak dan bertanggung jawab," kata Anjas.

Menurutnya, dengan adanya literasi semacam ini dapat menjadikan AI sebagai teman untuk mempermudahkan belajar atau bekerja. "Dengan memahami cara kerja AI dan bagaimana teknologi ini dapat dimanfaatkan, kita dapat mengembangkan kompetensi generasi muda dalam memanfaatkan tools-tools AI," kata Anjas.

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Previous

Persilangan Bisnis William Soeryadjaya dan Sudono Salim di Otomotif

back-to-top
To top