bisnis-logo

Company

Jejak Bisnis Berkelanjutan di Perusahaan Halo-halo dan Internet Indonesia

Perusahaan yang menerapkan Environment, Social, and Governance (ESG) punya potensi tumbuh lebih baik seiring dengan tingginya tuntutan bisnis yang berkelanjutan.

18 Mei 2022

A+
A-

Bisnis.com, JAKARTA –  Perusahaan yang menerapkan ESG punya potensi tumbuh lebih baik seiring dengan tingginya tuntutan bisnis yang berkelanjutan. Sejumlah regulasi pun mulai hadir untuk mendorong sektor usaha yang mengedepankan aspek Environment, Social, and Governance (ESG).

Bagi pelaku usaha, penerapan ESG sejatinya bukan suatu yang baru. PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk. (Telkom) misalnya telah menerapkan ESG pada beberapa tahun terakhir.

Jejak-jejak penerapan ESG tampak dalam sejumlah aktivitas perusahaan seperti aktivitas corporate social responsibility (CSR), penerapan energi baru terbarukan (EBT), hingga pemberdayaan masyarakat.

ESG kian mendapat posisi yang lebih istimewa di mata investor dan pemangku kepentingan berkat tumbuhnya kesadaran etis global bahwa investasi dan bisnis harus memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik.

Kesadaran etis ini menempatkan ESG dalam keputusan finansial jangka panjang bagi perusahaan maupun investor. Setali tiga uang, regulator pun memfasilitasi tuntutan tren global ESG ini dengan berbagai regulasi dan kesepakatan global.

 

Komitmen Pembangunan Berbasis ESG

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam banyak kesempatan memaparkan pentingnya ekonomi hijau (green economy). Aspek ekonomi berkelanjutan menjadi penekanan sejalan dengan komitmen pemerintah menekan emisi dan mendorong ekonomi hijau.

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 misalnya, Kepala Negara menggariskan tiga hal penting yakni pembangunan rendah karbon, kebijakan net zero emission dan pemberian stimulus hijau untuk mendorong realisasi ekonomi hijau.

Pemerintah juga telah menyiapkan skema pembiayaan konservasi dan restorasi, yaitu melalui pendirian Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup. Badan tersebut mengelola dana lingkungan hidup yang bersumber dari dalam dan luar negeri dengan prinsip berkelanjutan yang kredibel dan akuntabel.

Selain itu, pemerintah juga melakukan penerbitan green sukuk, yaitu skema pembiayaan inovatif untuk membiayai agenda pembangunan yang ramah lingkungan. Penerbitan government bonds kategori ESG bertujuan untuk memperluas basis investasi yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.

Pada sektor keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut penerapan keuangan berkelanjutan berbasis ESG di pasar modal sangat penting karena akan memberikan nilai positif bagi emiten dan pasar keuangan Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK 2017-2022, Wimboh Santoso mengatakan perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia perlu untuk di peringkat berdasarkan aspek ESG karena akan memberikan insentif lebih bagi emiten di mata investor.

Menurutnya, kinerja saham dan peringkat ESG dari perusahaan tercatat memiliki hubungan yang positif, bahkan di tengah kondisi pandemi yang melanda karena kerap kali emiten yang sudah masuk kategori ESG memiliki kinerja lebih baik.

Wimboh menilai implementasi ESG di perusahaan-perusahaan tercatat juga menguatkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang terdepan di Asia Tenggara dalam menerapkan keuangan berkelanjutan.

Dia mengungkapkan, sebelum pandemi terjadi, Indonesia dan China menjadi first movers dalam implementasi keuangan berkelanjutan. Indonesia juga menjadi salah satu pionir penerbitan surat utang berwawasan lingkungan atau green bond.

“Sebagai satu-satunya [Anggota] G20 di Asean, Indonesia diharapkan menjadi role model, menjadi leader dalam penerapan ESG ini di kawasan Asean dan jadi jembatan suara kolektif negara Asean khususnya untuk implementasi keuangan berkelanjutan,” tutur Wimboh.

Pada kesempatan lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmen Indonesia untuk mengatasi tantangan perubahan iklim melalui implementasi kerangka ESG di dalam pembangunan infrastruktur.

Dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah telah berkomitmen untuk mengadopsi prinsip-prinsip kelestarian lingkungan atau standar kualitas ESG.

 "Jadi kami meningkatkan kesadaran para investor serta mengadaptasi standar-standar kualitas yang saat ini juga sudah menjadi golden standard secara global yaitu ESG, untuk kualitas pembangunan infrastruktur dan pengambilan keputusan investasi," ujar Sri Mulyani.

Menkeu menuturkan Indonesia juga memberikan perhatian pada pentingnya peran teknologi digital untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung tujuan pembangunan yang inklusivitas, upaya mendorong kinerja ESG dalam pembangunan infrastruktur.

Implementasi ESG dalam pembangunan infrastruktur sektor air minum dan perumahan untuk memanfaatkan pasar green investment, serta program dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif dan ramah lingkungan.

Selain itu, ESG juga difokuskan untuk berkontribusi dalam pengurangan karbon, penerapan aspek gender untuk inklusivitas, dan pada penerapan teknologi dalam transaksi persiapan dan proses operasi proyek.

Implementasi ESG di Telkom

Penerapan ESG mencakup banyak aktivitas mulai dari strategi bisnis, CSR, hingga operasional. Sebagai perusahaan infrastruktur teknologi, kehadiran jasa dan bisnis Telkom ikut berkontribusi pada kelancaran penerapan ESG nasional.

Telkom Group memiliki total 251.116 unit Base Transceiver Station (BTS). Saat ini infrastruktur yang dimiliki Telkom Group telah menjangkau 95 persen populasi di Indonesia, termasuk di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Telkom menempatkan ESG sebagai suatu yang penting dalam segala aktivitas operasional dan bisnis perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik menjadi kebutuhan sebagai entitas BUMN dan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Dalam aktivitas operasional yang kasat mata, Telkom secara khusus memberi perhatian pada bisnis yang berwawasan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu jejak penerapan ESG Telkom kelihatan pada program CSR mengusung tema “Telkom Indonesia untuk Indonesia” serta #DigitalUntukSemua.

BUMN teknologi ini mengusung tiga pilar sebagai bentuk komitmen tumbuh bersama Indonesia secara berkelanjutan. Pertama, planet di mana Telkom ikut mempertimbangkan dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan.

Salah satu contohnya ialah Telkom menghadirkan inisiatif digital pada program restorasi dan konservasi hutan. Kepedulian itu berkaca dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mencatat hampir 14 juta hektare (ha) lahan kritis di Tanah Air.

Telkom menghadirkan digitalisasi melalui teknologi Geographic Information System (GIS) dan geo tagging untuk memonitor lahan tanam dan pengawasan secara digital. Dengan GIS pertumbuhan tanaman dapat dipantau secara lebih baik.

GIS mempunyai kelebihan yakni mampu meningkatkan data inventarisasi hutan dan dapat memudahkan perbaikan kondisi hutan.

GIS dapat melakukan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, memperkirakan pertumbuhan hutan, melakukan pendataan jumlah dan jenis pohon, serta melakukan pelaporan perkembangan tumbuh kembang hasil reboisasi secara berkala. 

Adapun, geo tagging bisa membantu mapping dan monitoring lokasi dari jarak jauh. Telkom telah mendistribusikan bantuan restorasi dan konservasi berbasis digital ke seluruh Indonesia.

Pilar kedua ialah people di mana Telkom menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui community development.  Untuk meningkatkan kualitas SDM, Telkom memberikan perhatian khusus pada sektor pendidikan.

Tercatat, Telkom memiliki dua program terkait peningkatan SDM khususnya pendidikan. Pertama, Digitalisasi pendidikan di mana Telkom membantu infrastruktur digital untuk sekolah-sekolah khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Program ini terbukti mampu membantu pemerataan fasilitas pendidikan yang kian berguna khususnya pada saat Pandemi Covid-19.

Kedua, Digital Talent Crowd Sourcing yang merupakan program unggulan Telkom sebagai implementasi sinergi antara Industri dan perguruan tinggi dalam peningkatan kapabilitas mahasiswa melalui kompetisi social project, yang berdampak pada perbaikan sosial bagi masyarakat.

Salah satu hasilnya ialah startup SIAB atau Siaga Air Bersih. Startup binaan Telkom ini hadir untuk menjadi perusahaan teknologi dengan dampak sosial yang membangun masyarakat.

SIAB merupakan startup water management sistem Telkom Indonesia yang mengatasi permasalahan air bersih dari hulu ke hilir dengan teknologi Internet of Things (IoT) hanya dengan satu alat (one stop solution).

Solusi SIAB sudah dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan air bersih di 6 daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta.  SIAB telah menfasilitasi pemasangan sistem air bersih di 142 KK dan menyalurkan air bersih hingga 92,23 juta liter.

Pilar ketiga Telkom ialah profit di mana perusahaan tidak hanya mengejar profit tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat di lingkungannya.

Pada bagian ini, Telkom fokus menerapkan digitalisasi pada program kemitraan dengan para pelaku usaha kecil (UMKM), mendukung komersialisasi online produk UMKM, memberikan pelatihan dan dukungan pendanaan bagi UMKM.

Telkom telah menghadirkan Leap-Telkom Digital yang kemudian menghadirkan Agree, layanan digital yang berperan dalam pengembangan ekosistem pertanian secara digital.

Melalui Leap, Telkom juga mendorong pengembangan talenta digital. Pasalnya, kebutuhan talenta digital diprediksi bakal meningkat mengingat Indonesia dengan ekonomi digital terbesar di Asean.

Adapun, Agree menjadi solusi dari hulu hingga hilir pertanian dan terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh stakeholder membentuk ekosistem yang terintegrasi dari petani, pemodal, offtaker, asuransi dukungan pemerintah hingga teknologi.

Tercatat lebih dari 45 ribu petani dan lebih dari 100 perusahaan agribisnis tergabung dalam ekosistem Agree. Agree tidak hanya bergerak di sektor pertanian, tapi juga sektor perikanan dan peternakan.

Salah satu UMKM binaan Telkom ialah Rumah Kopi JR Coffee yang berhasil mengembangkan usaha sekaligus turut memberdayakan masyarakat lokal. Awalnya, JR Coffee menjalankan usaha dengan 8 tenaga kerja dan proses produksi dari roasting hingga pengemasan masih dilakukan secara manual.

JR Coffee kemudian bergabung menjadi mitra binaan Telkom pada 2007 dan mendapatkan bantuan pinjaman modal usaha. Modal tersebut dimanfaatkan untuk pembelian mesin yang meningkatkan efektifitas produksi hingga 1 ton per bulan demi memenuhi permintaan pasar, sekaligus memperluas jangkauan pemasaran.

Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan digitalisasi telah menjadi sebuah kebutuhan penting. Di tengah pandemi, sektor UMKM tetap mampu memberikan kenaikan pada pemanfaatan e-learning, e-Commerce, literasi digital dan lainnya.

Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi, katanya, konsisten terus mengakselerasi pemerataan konektivitas sehingga seluruh masyarakat bisa memanfaatkan akses Internet untuk kebutuhan sehari-harinya, termasuk dalam menjalankan usaha.

"Kontribusi Telkom ini merupakan upaya untuk menjadikan teknologi digital yang bermanfaat untuk semua orang, sejalan dengan semangat kami #DigitalUntukSemua demi menjadikan Indonesia yang lebih baik," kata Ahmad.

Adapun, Telkom mencatat laba bersih sebesar Rp24,8 triliun pada akhir 2021. Laba bersih itu tumbuh 19,0  persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pencapaian Telkom ini diperoleh dari pendapatan konsolidasi perseroan sebesar Rp143,2 triliun tumbuh positif sebesar 4,9% dibanding tahun 2020. EBITDA perseroan tahun 2021 tercatat Rp75,7 triliun atau tumbuh positif 5,1% secara tahunan. Margin EBITDA dan laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi 52,9% dan 17,3%.

Di tengah tekanan dan tantangan yang dihadapi sektor telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir, Telkom terus beradaptasi dan berinovasi baik dari sisi strategi perusahaan, model bisnis, maupun produk dan layanan. Telkom konsisten mengembangkan tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, platform, dan services.

Selain itu, secara berkelanjutan Telkom mengembangkan kapabilitas digitalnya melalui tiga strategi, yakni build (membangun kapasitas sendiri), borrow (menjalin kemitraan strategis dengan tech giant/global partner), dan buy (melalui investasi secara selektif).

Beberapa inisiatif investasi Telkom di bisnis digital memperlihatkan kinerja yang baik, tercermin dari valuasi positif yang diperoleh perusahaan, baik dari sisi synergy value maupun capital gain, yang turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan perseroan.

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Previous

Investor Pertama Gojek Berbicara Prospek GoTo

back-to-top
To top