Company
Tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs merupakan tugas semua pihak. Cargill Indonesia memiliki pilihan cara sendiri untuk mendukung tujuan tersebut.
03 Maret 2023
Saat ini, berbagai negara dihadapkan dengan tugas yang kian menantang di mana mereka harus mendorong pertumbuhan sosioekonomi yang kuat dengan dampak yang minim pada lingkungan.
Mereka berhadapan dengan masalah global seperti deforestasi, perubahan iklim, dan rusaknya ekosistem alami yang memengaruhi sebagian besar populasi.
Selain itu, di beberapa negara ada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan akses pada makanan bergizi dan air bersih, memberdayakan perempuan, dan melindungi hak-hak anak.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa bertujuan untuk mengatasi semua aspek tersebut.
Menjadi tugas semua komponen- sektor publik dan swasta, warga negara, dan pemerintah masing-masing negara- untuk bersama-sama menemukan cara untuk mencapai SDGs.
Di Indonesia, Cargill bekerja sama dengan para mitra dan pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan berbagai poin SDGs, serta tujuannya sendiri untuk menyehatkan dunia dengan cara yang aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
Cargill telah mengadopsi pendekatan lanskap, di mana perusahaan, petani, pembeli, pemerintah, dan masyarakat sipil bersama-sama mempromosikan produksi kelapa sawit berkelanjutan dan konservasi hutan, sekaligus meningkatkan mata pencaharian masyarakat pedesaan.
Koalisi Cargill dan tujuh perusahaan telah bekerja sama dengan Daemeter dan Proforest di wilayah Siak dan Pelalawan sejak tahun 2018 untuk memperkuat perlindungan pada hutan, lahan gambut, dan ekosistem alam.
Program ini dijalankan dengan berbagai tujuan, yaitu meningkatkan mata pencaharian petani kecil dan masyarakat setempat, menjunjung tinggi hak-hak buruh dan kepemilikan lahan, menciptakan akses terhadap hak atas tanah, mengupayakan produksi minyak sawit yang berkelanjutan, dan capaian keterlacakan perkebunan hingga 100%.
Cargill bermitra dengan Proforest dan rekan-rekan industri, juga bekerja di Desa Sungai Linau (Kabupaten Bengkalis) dalam melakukan pemantauan satelit dan sistem penanganan keluhan yang dapat mendukung mata pencaharian pedesaan dan mencegah deforestasi.
Lereng Gunung Arjuna di Jawa Timur menyimpan air tanah dalam jumlah besar, yang menopang kehidupan masyarakat dan industri di wilayah tersebut.
Namun, wilayah hutan lindung di Gunung Arjuna secara bertahap menurun selama beberapa dekade, sehingga mata air dan cadangan air tanah semakin menipis.
Cargill telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Yayasan Cempaka sejak tahun 2014 untuk menanam kembali hutan lindung dan memulihkan jumlah air tanah di daerah-daerah dekat daerah aliran sungai (DAS) Kedunglarangan.
Lebih dari 52.000 pohon telah ditanam di lahan seluas 175 hektar dan di antaranya telah menghasilkan berbagai macam buah dan rempah seperti alpukat, pisang, cengkeh, kopi, nangka, dan lemon.
Selain itu, lahan tersebut juga menjadi sumber makanan alternatif bagi hewan ternak (kambing) yang dimiliki penduduk desa. Pohon-pohon ini membantu merestorasi kembali hutan dan mata air, sementara buah-buahan dan rempah-rempah yang dihasilkannya memberikan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat.
Banyak orang Indonesia tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih. Hal ini menyebabkan tingginya kasus diare, malnutrisi, dan stunting, yang mempengaruhi lebih dari satu dari setiap empat anak di Indonesia.
Cargill telah memulai dua program untuk mengatasi tantangan ini. Pertama, Cargill bermitra dengan US Agency for International Development (USAID) dalam sebuah inisiatif bernama Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS).
IUWASH PLUS bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan akses air minum aman konsumsi dengan mudah dan terjangkau melalui sambungan baru dari PDAM di wilayah Bogor dan Gresik. Inisiatif ini memasuki tahun kelima yang sekaligus merupakan tahun terakhir.
Kedua, Cargill telah meningkatkan kemitraan globalnya dengan lembaga kemanusiaan Yayasan CARE Peduli (YCP) untuk mendukung air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) masyarakat di sekitar lokasi bisnis Cargill di Indonesia.
Program ini menerapkan pendekatan ketahanan holistik dan berfokus pada pemeliharaan kesehatan generasi mendatang. Didorong oleh hasil program, pemerintah daerah mereplikasi praktik-praktik WASH ini di beberapa sekolah dan masyarakat.
Cargill berupaya untuk tidak mempekerjakan pekerja di bawah umur pada operasional dan rantai pasok bisnis. Di antara tahun 2017 dan 2019, Cargill berkolaborasi dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk menangani pekerja anak di industri kelapa sawit.
Bersama-sama, mereka telah merancang pendekatan yang holistik untuk melindungi anak-anak dan telah menerapkannya di perkebunan kelapa sawit Cargill di Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat, sebagai proyek percontohan.
Program ini menciptakan situasi yang lebih baik bagi perempuan dan keluarga serta melindungi hak-hak anak di setiap fase kehidupan mereka, mulai dari kelahiran hingga saat mereka menyelesaikan pendidikan.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengatasi pekerja di bawah umur di industri coklat, Cargill juga bermitra dengan Save the Children untuk menerapkan sistem pemantauan dan remediasi pekerja anak (CLMRS) di masyarakat Bone dan Wajo, Sulawesi Selatan.
Pada 2021, program Cargill dan Save the Children telah berhasil menjangkau 5.000 rumah tangga. Kolaborasi ini turut mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Industri agrikultur memberikan perlindungan dan pengawasan penuh pada ekosistem tanah, air, lingkungan, dan manusia dibandingkan dengan industri lain. Agrikultur adalah cara Cargill mencapai tujuan tersebut untuk memastikan sistem pangan yang berkelanjutan, tangguh, dan adil bagi semua.
Persekutuan Katuari dan Sutanto di Bahtera Wings
Perkawinan Bisnis Lippo dan Grup MNC via Merger Nobu dan MNC Bank